Rabu, 01 Mei 2013

Masalah Qunut dalam Shalat Shubuh

Masalah Qunut Dalam Shalat Shubuh
Setiap orang yang mendirikan shalat disunatkan membaca doa qunut setelah i'tidal pada rakaat kedua dalam shalat fardhu shubuh. Hal itu didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya dari Muhammad bin Sirin, bahwa ia berkata, "Aku bertanya kepada Anas bin Malik r.a., 'Apakah Rasulullah saw. qunut pada shalat shubuh?' Ia menjaawab, 'Ya sesaat setelah rukuk."
Diriwayatkan dari Sayyidina Anas bin Malik r.a.,"Rasulullah saw. terus-menerus qunut dalam shalat shubuh hingga beliau meninggal dunia." (H.R. Imam Ahmad, Ad-Daruquthni, Al-Baihaqi dan lain-lain dengan sanad yang shahih. Hadis tersebut juga disahihkan oleh An-Nawawi dalam al-Majmu nya.)
Hadis yang menyatakan bahwa Rasulullah saw. qunut selama sebulan untuk mendoakan kecelakaan bagi sebagian orang Arab kemudian meninggalkannya tidak bertentangan dengan hadis-hadis diatas. Hadis yang disebutkan terakhir ini menjelaskan bahwa Rasulullah saw. berhenti melaknat kaum tersebut dalam qunut, tetapi beliau tidak meninggalkan qunut sama sekali. Pahamilah! (Al-Hafizh al-Baihaqi meriwayatkan dalam sunan al-Kubra (II:201) dari al-hafizh Abdurrahman bin Mahdi bahwa ia berkata mengenai hadis Anas, "Rasulullah saw. qunut selama sebulan, kemudian meninggalkannya." Katanya, "Yang ditinggalkan Rasulullah adalah melaknat.")
Al-'Awwam bin Hamzah berkata, "Aku bernah bertanya kepada Abu Ustman an-Nahdi tentang qunut. Ia menjawab, 'Setelah rukuk.' Aku berkata, 'Dari siapa engkau mengetahui hal itu?' Ia menjawab, 'Dari Abu Bakar dan Ustman r.a.' " (H.R. Ibnu Abi Syaibah dengan sanad yang sahih)
Abdullah bin Ma'qil r.a. meriwayatkan, "Dua orang sahabat Rasulullah saw. yang biasa qunut dalam shalat shubuh adalah 'Ali r.a dan Abu Musa r.a."
Abu Ustman an-Nadhi (Beliau adalah seorang Imam hadis yang tsiqah tsabit termasuk orang yang hadisnya diriwayatkan oleh iman yang enam), "Umar bin Khatab r.a. qunut dengan kami setelah rukuk dan mengangkat kedua tangannya sampai kelihatan ketiaknya, dan suaranya pun terdengar dari belakang mesjid."(H.R.  Ibnu Abi Syaibah dengan sanad yang sahih)
Juga diriwayatkan dari Abu Ustman an-Nahdi r.a. bahwa Umar r.a. mengangkat kedua tangannya pada qunut Shubuh.
Abu Raja' al-Atharidi berkata, "Abdullah bin Abbas r.a. qunut pada saat shalat Shubuh dengan kami di Bashrah." (H.R. Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf (II:211) dengan sanad yang sahih seperti terangnya matahari)
Ibnu Abi Laila r.a. (Beliau seorang tsiqah dan faqih termasuk periwayat hadis dalam kitab yang enam. Ia dilahirkan pada masa Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq atau sebelumnya. Ia belajar membaca Al Qur'an pada Sayyidina Ali r.a. dan bersahabat dengannya. Beliau wafat pada peristiwa al-Jamajim) berkata, "Qunut dalam shalat Shubuh merupakan tradisi yang turun temurun (sunnah madhiyah).
Berdasarkan hadis-hadis dan atsar-atsar tersebut dapat disimpulkan bahwa mengangkat tangan dalam do'a qunut itu disunatkan. Adapun hukum mengusapkannya ke wajah adalah ja'iz (boleh). Tidak ada dalil yang khusus tentang mengusapkan tangan ke wajah dalam qunut. Tetapi mengusap tangan dalam berdo’a secara mutlak dibolehkan, dalilnya pun ada. Jadi, meskipun dalam qunut tidak disebutkan adanya mengusap wajah, hal itu tidak berarti haram atau bid’ah. Bahkan diriwayatkan dari Rasulullah saw. Secara kuat (tsabit) adanya mengusap wajah setelah selesai berdo’a. Sayyidina Umar bun Khatab r.a. berkata, “Ketika Rasulullah saw. Menengadahkan tangannya dalam berdo’a, beliau baru menurunkan tangannya setelah mengusapkannya ke wajahnya.” (H.R. At-Turmudzi, Al-Hakim, Abu Dawud dan yang lainnya. At-Turmudzi , Al-Hakim mensahihkannya. Ibnu Hajar menghasankannya dalam Bulughul Maram).
Seseorang yang membaca do’a qunut boleh menyebutkan nama orang-orang yang ingin dido’akan baik atupun jelek. Hal ini didasarkan pada hadis Sayyidina Abu Hurairah r.a. bahwa ia berkata, “Ketika Rasulullah saw. Shalat Shubuh, setelah mengucapkan sami’allahu li man hamidah rabbana wa lakalhamdu, beliau berdiri sambil mengucapkan, “Ya Allah, selamatkanlah al-Walid bin al-Walid, Salamah bin Hisyam, Iyyasy bi Abi Rabi’ah, dan orang-orang yang lemah. Ya Allah, pedihkanlah siksa-Mu terhadap Bani Mudhar dan jadikanlah siksaan itu atas mereka seperti bencana kemarau panjang yang menimpa kaum Nabi Yusuf. Ya Allah, kutuklah Lihyan, Ri’lan, Dzakwan, dan “Ashiyyah yang telah mendurhakai Allah dan Rasul-Nya.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Aburrahman bin Ma’qil r.a. mengatakan, “Aku shalat Shubuh dengan Ali r.a. Dalam qunutnya ia mengatakan, ‘Ya Allah, aku serahkan kepada Engkau segala urusan Mu’awiyah dan kelompoknya, Amr bin ‘Ash dan kelompoknya, Abu al-A’war as-Silmi dan kelompoknya, juga Abdullah bin Qais dan kelompoknya.” (H.R. Ibn Abi Syaibah. Hadis Shahih)
Wallahu a'lam.

Semoga Bermanfaat.

Sumber: Shalat Seperti Nabi SAW.
Karya: Habib Hasan bin Ali as-Saqqaf
Penerbit: Pustaka Hidayah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar