Masalah
Qunut Dalam Shalat Shubuh

Diriwayatkan
dari Sayyidina Anas bin Malik r.a.,"Rasulullah saw. terus-menerus qunut
dalam shalat shubuh hingga beliau meninggal dunia." (H.R. Imam Ahmad,
Ad-Daruquthni, Al-Baihaqi dan lain-lain dengan sanad yang shahih. Hadis
tersebut juga disahihkan oleh An-Nawawi dalam al-Majmu nya.)
Hadis
yang menyatakan bahwa Rasulullah saw. qunut selama sebulan untuk mendoakan
kecelakaan bagi sebagian orang Arab kemudian meninggalkannya tidak bertentangan
dengan hadis-hadis diatas. Hadis yang disebutkan terakhir ini menjelaskan bahwa
Rasulullah saw. berhenti melaknat kaum tersebut dalam qunut, tetapi beliau
tidak meninggalkan qunut sama sekali. Pahamilah! (Al-Hafizh al-Baihaqi
meriwayatkan dalam sunan al-Kubra (II:201) dari al-hafizh Abdurrahman bin Mahdi
bahwa ia berkata mengenai hadis Anas, "Rasulullah saw. qunut selama
sebulan, kemudian meninggalkannya." Katanya, "Yang ditinggalkan
Rasulullah adalah melaknat.")
Al-'Awwam
bin Hamzah berkata, "Aku bernah bertanya kepada Abu Ustman an-Nahdi
tentang qunut. Ia menjawab, 'Setelah rukuk.' Aku berkata, 'Dari siapa engkau
mengetahui hal itu?' Ia menjawab, 'Dari Abu Bakar dan Ustman r.a.' " (H.R.
Ibnu Abi Syaibah dengan sanad yang sahih)
Abdullah
bin Ma'qil r.a. meriwayatkan, "Dua orang sahabat Rasulullah saw. yang
biasa qunut dalam shalat shubuh adalah 'Ali r.a dan Abu Musa r.a."
Abu
Ustman an-Nadhi (Beliau adalah seorang Imam hadis yang tsiqah tsabit termasuk
orang yang hadisnya diriwayatkan oleh iman yang enam), "Umar bin Khatab
r.a. qunut dengan kami setelah rukuk dan mengangkat kedua tangannya sampai
kelihatan ketiaknya, dan suaranya pun terdengar dari belakang
mesjid."(H.R. Ibnu Abi Syaibah
dengan sanad yang sahih)
Juga
diriwayatkan dari Abu Ustman an-Nahdi r.a. bahwa Umar r.a. mengangkat kedua
tangannya pada qunut Shubuh.
Abu Raja'
al-Atharidi berkata, "Abdullah bin Abbas r.a. qunut pada saat shalat
Shubuh dengan kami di Bashrah." (H.R. Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf
(II:211) dengan sanad yang sahih seperti terangnya matahari)
Ibnu Abi
Laila r.a. (Beliau seorang tsiqah dan faqih termasuk periwayat hadis dalam
kitab yang enam. Ia dilahirkan pada masa Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq atau
sebelumnya. Ia belajar membaca Al Qur'an pada Sayyidina Ali r.a. dan bersahabat
dengannya. Beliau wafat pada peristiwa al-Jamajim) berkata, "Qunut dalam
shalat Shubuh merupakan tradisi yang turun temurun (sunnah madhiyah).
Berdasarkan
hadis-hadis dan atsar-atsar tersebut dapat disimpulkan bahwa mengangkat tangan
dalam do'a qunut itu disunatkan. Adapun hukum mengusapkannya ke wajah adalah
ja'iz (boleh). Tidak ada dalil yang khusus tentang mengusapkan tangan ke wajah
dalam qunut. Tetapi mengusap tangan dalam berdo’a secara mutlak dibolehkan, dalilnya
pun ada. Jadi, meskipun dalam qunut tidak disebutkan adanya mengusap wajah, hal
itu tidak berarti haram atau bid’ah. Bahkan diriwayatkan dari Rasulullah saw.
Secara kuat (tsabit) adanya mengusap wajah setelah selesai berdo’a. Sayyidina
Umar bun Khatab r.a. berkata, “Ketika Rasulullah saw. Menengadahkan tangannya
dalam berdo’a, beliau baru menurunkan tangannya setelah mengusapkannya ke
wajahnya.” (H.R. At-Turmudzi, Al-Hakim, Abu Dawud dan yang lainnya. At-Turmudzi
, Al-Hakim mensahihkannya. Ibnu Hajar menghasankannya dalam Bulughul Maram).
Seseorang
yang membaca do’a qunut boleh menyebutkan nama orang-orang yang ingin dido’akan
baik atupun jelek. Hal ini didasarkan pada hadis Sayyidina Abu Hurairah r.a.
bahwa ia berkata, “Ketika Rasulullah saw. Shalat Shubuh, setelah mengucapkan sami’allahu
li man hamidah rabbana wa lakalhamdu, beliau berdiri sambil mengucapkan,
“Ya Allah, selamatkanlah al-Walid bin al-Walid, Salamah bin Hisyam, Iyyasy bi
Abi Rabi’ah, dan orang-orang yang lemah. Ya Allah, pedihkanlah siksa-Mu
terhadap Bani Mudhar dan jadikanlah siksaan itu atas mereka seperti bencana
kemarau panjang yang menimpa kaum Nabi Yusuf. Ya Allah, kutuklah Lihyan,
Ri’lan, Dzakwan, dan “Ashiyyah yang telah mendurhakai Allah dan Rasul-Nya.”
(H.R. Bukhari dan Muslim)
Aburrahman
bin Ma’qil r.a. mengatakan, “Aku shalat Shubuh dengan Ali r.a. Dalam qunutnya
ia mengatakan, ‘Ya Allah, aku serahkan kepada Engkau segala urusan Mu’awiyah
dan kelompoknya, Amr bin ‘Ash dan kelompoknya, Abu al-A’war as-Silmi dan
kelompoknya, juga Abdullah bin Qais dan kelompoknya.” (H.R. Ibn Abi Syaibah.
Hadis Shahih)
Wallahu a'lam.
Semoga Bermanfaat.
Sumber: Shalat Seperti Nabi SAW.
Karya: Habib Hasan bin Ali as-Saqqaf
Penerbit: Pustaka Hidayah.
Semoga Bermanfaat.
Sumber: Shalat Seperti Nabi SAW.
Karya: Habib Hasan bin Ali as-Saqqaf
Penerbit: Pustaka Hidayah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar