Minggu, 03 Maret 2013

Keutamaan Membaca Al-Quran

Keutamaan Membaca Al-Quran

Dari Abu Umamah رضي الله عنه, katanya: "Saya mendengar Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
اقْرَؤُا القُرْآنَ فإِنَّهُ يَأْتي يَوْم القِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
"Bacalah olehmu semua akan al-Quran itu, sebab al-Quran itu akan datang pada hari kiamat sebagai sesuatu yang dapat memberikan syafaat - yakni pertolongan - kepada orang-orang yang mempunyainya." (Riwayat Muslim)
Maksudnya mempunyainya ialah membaca al-Quran yang dilakukan dengan mengingat-ingat makna dan kandungannya lalu mengamalkan isinya, mana-mana yang merupakan perintah dilakukan dan yang merupakan larangan dijauhi.

Dari an-Nawwas bin Sam'an رضي الله عنه, katanya: "Saya mendengar Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
يُؤْتى يوْمَ القِيامةِ بالْقُرْآنِ وَأَهْلِهِ الذِين كانُوا يعْمَلُونَ بِهِ في الدُّنيَا تَقدُمهُ سورة البقَرَةِ وَآل عِمرَانَ ، تحَاجَّانِ عَنْ صاحِبِهِمَا
"Al-Quran itu akan didatangkan pada hari kiamat nanti, demikian pula ahli-ahli al-Quran yaitu orang-orang yang mengamalkan al-Quran itu di dunia, didahului oleh surat al-Baqarah dan surat ali-lmran. Kedua surat ini menjadi hujah untuk keselamatan orang yang membaca, memikirkan dan mengamalkannya. (Riwayat Muslim)

Dari Usman bin Affan رضي الله عنه, katanya: "Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
خَيْرُ كُم مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
"Sebaik-baik engkau semua ialah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya pula." (Riwayat Bukhari)

Dari Aisyah رضي الله عنها, katanya: "Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
الَّذِي يَقرَأُ القُرْآنَ وَهُو مَاهِرٌ بِهِ معَ السَّفَرَةِ الكِرَامِ البَرَرَةِ ، وَالَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ ويَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُو عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
"Orang yang membaca al-Quran dan ia sudah mahir dengan bacaannya itu, maka ia adalah beserta para malaikat utusan Allah yang mulia lagi sangat berbakti, sedang orang yang membacanya al-Quran dan ia berbolak-balik dalam bacaannya-yakni tidak lancar - juga merasa kesukaran di waktu membacanya itu, maka ia dapat memperoleh dua pahala." (Muttafaq 'alaih)

Dari Abu Musa al-Asy'ari رضي الله عنه, katanya: "Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
مثَلُ المؤمنِ الَّذِي يقْرَأُ القرآنَ مثلُ الأُتْرُجَّةِ : ريحهَا طَيِّبٌ وطَعمُهَا حلْوٌ ، ومثَلُ المؤمنِ الَّذي لا يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمثَلِ التَّمرةِ : لا رِيح لهَا وطعْمُهَا حلْوٌ ، ومثَلُ المُنَافِق الذي يَقْرَأُ القرْآنَ كَمثَلِ الرِّيحانَةِ : رِيحها طَيّبٌ وطَعْمُهَا مرُّ ، ومَثَلُ المُنَافِقِ الذي لا يَقْرَأُ القرآنَ كَمَثلِ الحَنْظَلَةِ : لَيْسَ لَها رِيحٌ وَطَعمُهَا مُرٌّ
"Perumpamaan orang mu'min yang suka membaca al-Quran ialah separti buah jeruk utrujah, baunya enak dan rasanya pun enak dan perumpamaan orang mu'min yang tidak suka membaca al-Quran ialah separti buah kurma, tidak ada baunya, tetapi rasanya manis. Adapun perumpamaan orang munafik yang suka membaca al-Quran ialah separti minyak harum, baunya enak sedang rasanya pahit dan perumpamaan orang munafik yang tidak suka membaca al-Quran ialah separti rumput hanzhalah, tidak ada baunya dan rasanyapun pahit." (Muttafaq 'alaih)

Dari Umar bin al-Khaththab رضي الله عنه bahwasanya Nabi صلي الله عليه وسلم bersabda:
إِنَّ اللَّه يَرْفَعُ بِهَذَا الكتاب أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِيْنَ
"Sesungguhnya Allah mengangkat derjat beberapa kaum dengan adanya kitab al-Quran ini - yakni orang-orang yang beriman - serta menurunkan derjatnya kaum yang lain dengan sebab al-Quran itu pula - yakni yang menghalang-halangi pesatnya Islam dan tersebarnya ajaran-ajaran al-Quran itu." (Riwayat Muslim)
Dari Ibnu Umar رضي الله عنهما dari Nabi صلي الله عليه وسلم, sabdanya:
لَا حَسَدَ إلاُّ في اثنَتَيْن : رَجُلٌ آتَاهُ اللَّه القُرآنَ ، فَهُوَ يَقُومُ بِهِ آنَاءَ اللَّيلِ وآنَاءَ النَّهَارِ ، وَرجُلٌ آتَاهُ اللَّه مَالًا ، فَهُوَ يُنْفِقُهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ
"Tidak dihalalkanlah dengki itu, melainkan terhadap dua macam orang, yaitu: Orang yang diberi kepandaian oleh Allah dalam hal al-Quran, lalu ia berdiri dengan al-Quran itu - yakni membaca sambil memikirkan dan juga mengamalkannya - di waktu malam dan waktu siang, juga seorang yang dikurniai oleh Allah akan harta lalu ia menafkahkannya di waktu malam dan siang - untuk kebaikan." (Muttafaq 'alaih)

Dari al-Bara' bin 'Azib رضي الله عنه, katanya: "Ada seorang lelaki membaca surat al-Kahfi dan ia mempunyai seekor kuda yang diikat dengan dua utas tali, kemudian nampaklah awan menutupinya. Awan tadi mendekat dan kuda itu lari dari awan tersebut.  Setelah pagi, orang itu mendatangi Nabi صلي الله عليه وسلم menyebutkan apa yang terjadi atas dirinya itu. Beliau صلي الله عليه وسلم lalu bersabda:
تِلكَ السَّكِينَةُ تَنَزَّلَتْ لِلْقُرآنِ
"Itu adalah Sakinah - ketenangan yang disertai oleh malaikat - yang turun untuk mendengarkan bacaan al-Quran itu." (Muttafaq 'alaih)
Dalam Hadisnya Zaid bin Tsabit رضي الله عنه, katanya: "Saya berada di samping Rasulullah صلي الله عليه وسلم, lalu beliau dilutupi oleh sakinah." Yang dimaksudkan ialah ketenangan ketika ada wahyu turun pada beliau. Di antaranya lagi ialah Hadisnya Ibnu Mas'ud رضي الله عنه: "Tidak jauh bahwa sakinah itu terucapkan pada lisannya Umar رضي الله عنه". Ada yang mengatakan bahwa sakinah ialah kedamaian dan ada yang mengatakan kerahmatan.

Dari Ibnu Mas'ud رضي الله عنه, katanya: "Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
منْ قَرَأَ حَرْفاً مِنْ كِتَابَ اللَّهِ فلَهُ حَسَنَةٌ ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ : الم حَرْفٌ ، وَلَكِنْ : أَلِفٌ حَرْفٌ، وَلَامٌ حَرْفٌ ، ومِيَمٌ حَرْفٌ
"Barangsiapa yang membaca sebuah huruf dari kitabullah -yakni al-Quran, maka ia memperolehi suatu kebaikan, sedang satu kebaikan itu akan dibalas dengan sepuluh kali lipat yang separti itu. Saya tidak mengatakan bahwa alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif adalah satu huruf, lam satu huruf dan mim juga satu huruf."  (HR. Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih) 

Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash رضي الله عنهما dari Nabi صلي الله عليه وسلم, sabdanya:
يُقَالُ لِصاحبِ الْقُرَآنِ : اقْرأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَما كُنْتَ تُرَتِّلُ في الدُّنْيَا ، فَإنَّ منْزِلَتَكَ عِنْد آخِرِ آيةٍ تَقْرَؤُهَا
"Dikatakanlah - nanti ketika akan masuk syurga - kepada orang yang mempunyai al-Quran - yakni gemar membaca, mengingat-ingat kandungannya serta mengamalkan isinya: "Bacalah dan naiklah derjatmu - dalam syurga - serta tartilkanlah - yakni membaca perlahan-lahan - sebagaimana engkau mentartilkannya dulu ketika di dunia, sebab sesungguhnya tempat kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca," (HR. Imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih) 
Maksudnya kalau membaca seluruhnya adalah tartinggi kedudukannya dan kalau tidak, tentulah di bawahnya itu menurut kadar banyak sedikitnya bacaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar